Senin, 26 Desember 2011

Ketika Semua Berbuah Manis I


Suatu hari pohon yang rindang teringat akan semua kenangan-kenangan yang dia rasakan semenjak dia di tanam. disaat itu saat masih berbentuk biji aku dibawa oleh seorang pemuda, pemuda itu terlihat begitu senang ketika membawa diriku terasa seluruh keceriaannya kepadaku. disaat itu dia mencari dimana posisi yang bagus untuk menanamku, dan tepat disamping sebuah gedung aku ditanam disamping lapangan bola. Lapangan bola tempat berkumpulnya anak-anak pada waktu sore hari.sungguh indahnya tempat aku ditanam, jika pemuda itu tahu aku akan berterima kasih dengan sebesar-besarnya.

Saat pertama aku ditanam, semua tampak gelap bahkan aku tak mengerti mengapa kegelapan menyelimuti diriku. lambat laun aku mulai melihat seberkas cahaya dari atas, dan tak lama aku mulai mengintip dari balik tanah. disaat itu aku mulai menatap keindahan dunia dan tak selang beberapa lama aku melihat seseorang datang kepadaku. dalam hati aku berfikir apakah yang akan dilakukannya padaku padahal aku masih ingin menikmati cahaya ini. ternyata orang itu adalah pemuda yang menanamku. dia berkata kepada ku agar aku cepat besar.Subhanallah ingin rasanya aku berterima kasih kepadanya walaupun aku tak bisa berkata. pada saat itu aku berjanji akan menjadi yang dia harapkan.

Selang beberapa tahun kemudian, dahan-dahanku mulai tumbuh, ranting-rantingku tak terhitung banyaknya, daun-daunku mulai menjadi payung bagi yang singgah di bawahku. sudah lama aku tak melihat sosok orang yang menanamku, bagaimanakah keadaannya. disaat itu aku mulai merasa kesedihan, perlahan-lahan daun-daunku mulai rontok, satu persatu rantingku mulai patah, dan tak ada orang lagi yang singgah dibawahku. setelah lama aku bersedih aku melihat beberapa orang anak kecil yang sedang bermain pasir dengan gembiranya, dia berusaha membuat menara setinggi mungkin. mereka membangun menara sedikit demi sedikit, sampai pada saat menara setinggi bahu mereka menara itupun hancur. dalam pikiranku mungkin mereka akan menyerah dan mencoba membuat bentuk lain. ternyata dugaanku salah, mereka mencoba lagi hingga berkali2, berhari-hari dan hingga aku melihat menara itu telah melebihi pundak mereka dan mereka mencoba menggunakan kursi agar menara itu tinggi.

dari semangat anak kecil tersebut aku mulai menyadari bahwa aku ada disini adalah untuk melakukan yang terbaik untuk diriku dan semua yang ada disekelilingku. disaat itulah aku mulai bersemangat lagi, ranting-rantingku mulai tumbuh kembali, perlahan-lahan daunku mulai menjadi payung kembali bagi orang-orang yang singgah dibawahku. dan hari semakin dari daunku semakin lebat, lapangan disebelahku perlahan dibuat menjadi taman dan aku masih diberikan kesempatan untuk menghiasi taman itu.Inilah indahnya yang kurasakan disaat aku memberikan yang terbaik terhadap orang lain.

berpuluh-puluh tahun telah berganti, aku masih tetap semangat untuk menghiasi taman-taman disekelilingku.disuatu saat, sebuah keluarga tengah beristirahat dibawahku. sosok pria bercerita tentang diriku mulai berpuluh tahun yang lalu, dan aku mulai menyadarinya bahwa pria tersebut adalah pria yang menanamku. ingin sekali aku berteriak untuk mengucapkan terima kasih padanya.tapi tak ada yang bisa kukatakan. hari berlalu dan pria itupun diberi penghargaan oleh walikota dan aku rasa telah memberikan suatu yang baik untuknya karena diriku pria tersebut mendapat penghargaan pelindung kota. mungkin jika aku terus menatap hari2ku dengan kelam pada saat itu aku tak bisa membalas jasanya.

untuk kita semua
Affandi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar