Senin, 29 November 2010

Cintailah Sewajarnya dan Membenci Sewajarnya


Jangan Mencintai Secara Berlebihan dan Jangan Membenci Secara Berlebihan

"Cintailah kekasihmu dengan sederhana, boleh jadi engkau akan membencinya pada suatu ketika. Dan bencilah orang yang engkau benci dengan sederhana, boleh jadi engkau akan mengasihinya pada suatu ketika." (HR At-Turmuzi).
Hadis ini mengingatkan bahwa kalau kita mencintai seseorang jangan berlebihan, demikian sebaliknya, kalau kita membenci seseorang jangan berlebihan juga.

Kecintaan yang berlebihan terhadap seseorang atau kelompok dapat melahirkan pertimbangan dan kebijakan yang tidak adil. Nepotisme, kronisme atau koncoisme yang terjadi adalah akibat cinta yang berlebihan terhadap keluarga, teman atau kelompoknya.

Nepotisme di masa kekhalifahan Usman bin Affan (644-656 M) adalah akibat kasih sayang yang berlebihan terhadap keluarganya. Akhirnya timbul penyelewengan- penyelewengan, lalu muncul ketidakpuasan masyarakat, terjadi pemberontakan yang kemudian menewaskan beliau.

Di saat beliau dalam bahaya sampai tewasnya, tidak ada keluarga beliau, yang selama itu ditolongnya dengan berbagai fasilitas di pemerintahan, tampil untuk melindungi beliau. Kebencian yang melampaui batas juga dapat melahirkan kebijakan yang tidak adil. Pembantaian terhadap Husein bin Ali, cucu Nabi SAW, di masa dinasti Bani Umayyah (abad 7), dan pembunuhan terhadap seluruh keluarga Bani Umayyah di masa dinasti Abbasiyah (abad 8) adalah akibat benci yang berlebihan.

Allah SWT berfirman: "...Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa." (QS Al-Maidah, 5:8). Bila kita mencermati masyarakat, kini dua sifat tersebut muncul. Satu kelompok mencintai pemimpinnya secara berlebihan, sehingga ketika pemimpinnya diperingatkan oleh masyarakat lain, masyarakat tersebut membelanya secara membabi buta hingga timbul kekerasan dan anarkisme.

Sementara di kelompok lain lagi sedang berjangkit rasa benci dan dendam yang berlebihan. Akibat benci dan dendam yang kelewat batas itu kini tengah terjadi tindakan balas dendam, pembantaian, amuk massa dan anarkisme. Dua sifat yang berlebihan itu sama-sama negatifnya dan sama-sama besar bahayanya. Oleh karenanya kita hendaklah menghindarinya. Kiranya pesan Nabi dalam hadis di atas menjadi renungan kita semua.

Wallahu a'lam bish-shawab.

sumber:
http://bestinaguswuri.multiply.com/journal/item/337/Jangan_Mencintai_Secara_Berlebihan_dan_Jangan_Membenci_Secara_Berlebihan_

4 komentar:

  1. artikel'a bagus...
    afwan, ana izin 'tuk mencopy artikel'a.

    syukron.

    BalasHapus
  2. coba sebutkan tindakan nepotisme yang terjadi di maasa khilafah Utsman bin Affan radhiyallahu anhu wa ardhaah

    BalasHapus
  3. Pada tahun pertama dari khilafah Usman bin Affan, yaitu tahun 24 Hijriah, negeri Rayyi berhasil ditaklukkan. Sebelumnya, negeri ini pernah ditaklukkan, tetapi kemudian dibatalkan. Pada tahun yang sama, berjangkit wabah demam berdarah yang menimpa banyak orang. Khalifah Usman bin Affan sendiri terkena sehingga beliau tidak dapat menunaikan ibadah haji. Pada tahun ini, Usman bin Affan mengangkat Sa'ad bin Abi Waqqash menjadi gubernur Kufah menggantikan Mughirah bin Syu'bah.
    Di tahun 25 Hijriah, Usman bin Affan memecat Sa'ad bin Abi Waqqash dari jabatan gubernur Kufah dan sebagai gantinya diangkatlah Walid bin Uqbah bin Abi Mu'ith (seorang shahabi dan saudara seibu dengan Usman bin Affan). Inilah sebab pertama dituduhnya Usman bin Affan melakukan nepotisme.
    Pada tahun 26 Hijriah, Usman bin Affan melakukan perluasan Masjidil Haram dengan membeli sejumlah tempat dari para pemiliknya lalu disatukan dengan masjid. Pada tahun 17 Hijriah, Mu'awiyah melancarkan serangan ke Qubrus (Siprus) dengan membawa pasukannya menyeberangi lautan. Di antara pasukan ini terdapat Ubadah bin Shamit dan istrinya, Ummu Haram binti Milhan al-Ansharish. Dalam perjalanan, Ummu Haram jatuh dari kendaraannya kemudian syahid dan dikuburkan di sana. Nabi saw pernah memberi-tahukan kepada Ummu Haram tentang pasukan ini, seraya berdoa agar Ummu Haram menjadi salah seorang dari anggota pasukan ini. Pada tahun ini, Usman bin Affan menurunkan Amru bin Ash dari jabatan gubernur Mesir dan sebagai gantinya diangkatlah Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sarh. Dia kemudian menyerbu Afrika dan berhasil menaklukkannya dengan mudah. Di tahun ini pula, Andalusia berhasil ditaklukkan.
    Tahun 29 Hijriah, negeri-negeri lain berhasil ditaklukkan. Pada tahun ini, Usman bin Affan memperluas masjid Madinah al- Munawarah dan membangunnya dengan batu-batu berukir. Ia membuat tiangnya dari batu dan atapnya dari kayu (tatal). Panjangnya 160 depa dan luasnya 150 depa.
    Negeri-negeri Khurasan ditaklukkan pada tahun ke-30 Hijriah sehingga banyak terkumpul kharaj (infaq penghasilan) dan harta dari berbagai penjuru. Allah memberikan karunia yang melimpah dari semua negeri kepada kaum Muslimin.
    Pada tahun 32 Hijriah, Abbas bin Abdul Muththalib, Abdurrahman bin Auf, Abdullah bin Mas'ud, dan Abu Darda' wafat. Orang -orang yang pernah menjabat sebagai hakim negeri Syam sampai saat itu ialah Mu'awiyah, Abu Dzarr bin Jundab bin Junadah al-Ghiffari, dan Zaid bin Abdullah. Pada tahun ke-33 Hijriah, Abdullah bin Mas'ud bin Abi Sarh menyerbu Habasyah.
    Seperti diketahui, Usman bin Affan mengangkat para kerabatnya dari bani Umaiyyah menduduki berbagai jabatan. Kebijakan ini mengakibatkan dipecatnya sejumlah sahabat dari berbagai jabatan mereka dan digantikan oleh orang yang diutamakan-nya dari kerabatnya. Kebijakan ini mengakibatkan rasa tidak senang banyak orang terhadap Usman bin Affan. Hal inilah yang dijadikan pemicu dan sandaran oleh orang Yahudi yaitu Abdullah bin Saba' dan teman-temannya untuk membangkitkan fitnah.
    selengkapnya baca disini http://majlisdzikrullahpekojan.org/kisah-sahabat-nabi/utsman-bin-affan.html http://en.wikipedia.org/wiki/Uthman_ibn_Affan

    BalasHapus