Minggu, 13 Februari 2011

CATATAN MAHASISWA RANTAU : KAMARKU INDAH KAMARKU SAYANG

Hidup sebagai mahasiswa rantau penuh dengan kesenangan maupun kemalangan, kalau dihitung kemalangan bisa lebih besar dari kesenangannya. Cerita bermulai dari kamar kos saya yang berukuran lebih kurang 3 x 4 meter, seperti ukuran pas photo yang sering diminta biro administrasi kampus sewaktu membuat kartu ujian. Isinya mungkin bisa dibayangkan, sebuah lemari yang tidak begitu bagus, tapi mempunyai kenangan indah. Sore itu, kami berempat bersama teman-teman satu tanah kampung pergi untuk hunting lemari di pasar yang lokasinya cukup jauh dari tempat kos. Untuk membeli lemari saja dibutuhkan empat personil, karena saya memang tidak mampu untuk melobi ibu-ibu yang menjual lemari. Akhirnya kami berangkat dengan angkot, penuh sesak dan gerah begitulah keluhan bagi para pecinta angkot jika angkot dalam kondisi penuh dengan penumpang. Setelah merasakan seperti dipanggang didalam oven, kami turun di simpang tempat biasa angkot berhenti. Kemudian kami berjalan menuju tempat orang menjual furnitur, biasanya toko furnitur saling berdekatan dengan toko furnitur yang lainnya, sepertinya perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan ini. Sesampai di toko furnitur tersebut, kami yang seperti preman karena Cuma memakai baju kaos dan sendal jepit ditambah jeans yang tidak dicuci selama satu minggu membuat ibu penjaga toko ketakutan. Tetapi ketakutan itu sirna setelah melihat tampang kami seperti mahasiswa kampungan yang biasa bergadang tiap malam untuk “membaca buku”. Setelah mendapatkan model yang cocok akhirnya teman saya melakukan penawaran sengit dengan ibu penjual. Penawaran kali ini sampai-sampai membuat teman saya kewalahan karena ibu penjual cukup tangguh untuk dilawan. Dan setelah 15 menit berlalu akhirnya kami mendapatkan harga yang pas dan tak lama kemudian lemari itupun sampai di kamar kos tercinta.
Kamar kos mungkin tak seindah kamar hotel bintang lima dihotel bintang lima kita bisa merasakan hawa sejuk dari hembusan AC. Tak begitu di kamar kos saya yang sistem pendinginnya diganti dari generasi kegenerasi. Sistem pendingin yang ada dikamar kos dan mungkin setiap mahasiswa pasti punya yaitu kipas angin, baik model terbaru maupun model jadul. Berikut kisah saya dengan seluruh kipas angin yang saya miliki. Kipas angin pertama saya merupakan hasil patungan bersama teman saya dan harganya juga cukup murah karena kipas angin seken. Karena tidak ada meja dikamar kos sewaktu zaman kipas angin pertama berjaya, kami meletakkannya diatas kursi agar semburan anginnya merata. Pernah suatu saat saya tak sengaja tersandung kabel kipas angin jadul itu dan akhirnya kipas angin tersebut terjatuh hancur berkeping-keping bak hati seseorang yang sedang patah hati. Akhirnya kipas angin pertama berakhir riwayatnya di tempat pembuangan sampah akhir.
Kipas angin kedua mungkin cukup unik, karena kipas angin ini berbentuk kecil. Kipas angin ini dibeli bukan untuk saya tetapi untuk orang tua saya yang sedang dirawat dirumah sakit di kota tempat saya kuliah, setelah sembuh akhirnya kipas angin ini dihibahkan kepada saya dan saya tentu bahagia mendapatkan kipas angin seken walaupun ukurannya kurang lebih 7 inci. Walaupun semburang anginnya kurang kencang tapi paling tidak bisa menyejukkan kepala yang sedang panas. Pernah suatu hari teman saya menginap di kos saya. Dan pada malam yang cukup panas kami bertiga berusaha mendapatkan selayang udara sejuk. Dan karena persaingan cukup ketat untuk memperebutkan kipas angin, akhirnya kami tidak tidur semalaman dan paginya pergi kuliah dengan mata 25 watt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar